Aksiterror
s/t/untitled
demajors
Rilisan misterius berkover dominan hitam tanpa identitas yang saya temukan di sebuah toko CD langganan ini ternyata adalah rilisan Aksiterror. Sebuah band metal berdistorsi berat yang tampaknya banyak terpengaruh oleh Pantera dan kroni-kroninya.
Masih nyambung kalau dimasukkan ke playlist yang sama dengan Pantera, Down, Superjoint Ritual atau Sleep. Playlist yang digunakan untuk merenungkan hidup dalam tempaan distorsi masif dan berat sambil membagi selinting persahabatan dengan teman terdekat.
Jika band metal lokal biasanya akan berfokus utama pada suara gitar, dengan distorsi masif dan level yang berlebih. Album Aksiterror ini lebih fokus pada teriakan implosive Kamandika Yuda yang tampaknya menghabiskan masa muda bersama Phil Anselmo.
Lagu-lagu yang berat dan steady a’la-a’la sludge metal tanpa merasa perlu memberikan ‘groove-groove’ stereotype seperti kebanyakan band ‘stoner’ latah. Lagu-lagu disini semua lebih berfokus pada pesan-pesan yang diteriakan kata perkata, dengan lirik-lirik yang seperti terinspirasi oleh kitab Wahyu.
Track favorit saya adalah pembuka “Diam dan Terabaikan”, “Stigma Terror” dan “Sangkakala”. Sementara “Mansion Blues” bisa jadi 3 menit 45 detik waktu ‘istirahat’ dari beratnya album ini, bisa juga jadi saatnya kita menekan tombol next track.
Album yang berat, kasar, implosive dan sekaligus reflektif.