Saya bersyukur karena ditengah riuhnya ahli politik dan ahli agama dadakan, sepasang agen rahasia masih bisa menyelenggarakan satu lagi acara Superbad di Jaya Pub. Kali ini mereka berkolaborasi dengan Pepaya Records dan Studiorama dengan mengangkat tema Dentum Dansa Bawah Tanah, seperti judul rilisan kompilasi anthem dansa bawah tanah yang baru saja rilis.
Setelah berjalan kaki beberapa ratus meter dari pemberhentian Trans Jakarta, saya membeli tiket di pintu masuk dan rasa rindu tercairkan setelah memasuki ruangan bar yang sudah menjadi ‘rumah’ dalam mencari musik asoi dan wajah-wajah familiar yang juga penikmat musik serupa.
Tidak lama setelah Keke dan Ameng membuka acara, seorang pemuda gondrong muncul dipanggung, ia adalah Whoosah. Setelah Whoosah ada Future Collective yang kali ini bertiga. Ditutup oleh Sunmantra yang membuat Jaya Pub di penghujung tahun 2016 seperti berada di rave party akhir dekade 90-an sampai awal 00-an.
Mengingat ini adalah akhir dekade 10-an, mungkinkah rave-rave intens dalam skala kecil ini akan kembali? semoga Tuhan memberkati lantai dansa.