Akhirnya saya berkesempatan mendengarkan album Sinestesia ini. Sebelum mendengarkan album ini, premis-premis yang ditulis beberapa ‘reviewer’ tampaknya album ini bakal ribet dan berbelit sama seperti tulisan review-review mereka yang panjang-panjang dan tak meninggalkan makna. Jadi ya saya ga buru-buru amat mendengarkan album ini.
Beruntung kemudian pada akhirnya mendapatkannya, dan saya bahagia masih diberi kesempatan oleh Yang Maha Kuasa untuk dapat mendengarkan karya-karya indah di Sinestesia.
Untuk saya, album ini adalam album yang rendah hati, pandai, penuh petualangan, indah sekaligus memiliki arti yang dalam. Durasi yang panjang malah menambah akrab, seperti suasana yang begitu bermakna dan kita tidak ingin menyudahinya begitu saja. Durasi-durasi yang panjang-panjang di album ini bukanlah suatu kelemahan, tetapi justru salah satu daya tarik album ini. Sampai saat ini, ‘Sinestesia’ adalah album mereka yang paling sering saya putar berulang.
Ada enam track: Merah, Biru, Jingga, Hijau, Putih, dan Kuning. Jika kamu mengikuti karir mereka sejak awal termasuk era Pandai Besi, maka menurut saya album ini adalah pencapaian tertinggi Efek Rumah Kaca secara musikalitas.
Memang rasanya tidak banyak lirik-lirik yang ‘catchy’ untuk dinyanyiin bareng-bareng. Yang membuat album ini begitu kuat adalah suasana secara keseluruhan.
Tapi ya kalau memang mau dibilang ada bosen-bosennya, ya sama saja dengan album-album lain yang lagu-lagunya berdurasi cuma 1 menit juga kadang baru intro udah bosen. Solusinya mudah, ya putar saja lagu-lagu yang disukai. Lumayan, satu lagu sudah cukup untuk mengisi makna hidup kita dalam 12 menit.
Seperti track favorit saya “Jingga”.
Dibawah ini adalah sedikit persembahan untuk lagu ini.