Masih lekat dalam ingatan saya momen perkenalan pertama saya dengan Mocca. Saat itu adik dari pacar saudara saya memutar CD Mocca di head-unit mobilnya dalam sebuah perjalanan akhir pekan dan berhasil membuat saya jatuh hati pada musik mereka saat itu juga. Delapan tahun berselang, 15 Juli
2011, saya menjadi saksi hidup digelarnya konser terakhir Mocca sebelum mereka vakum untuk waktu tak tentu, yang sekaligus menandai kepergian Arina sang vokalis ke Amerika Serikat. Sebuah konser perpisahan yang tentu menjadi titik penting dalam sejarah karir panjang mereka.
Konser bertajuk “Annabele and The Music Box” ini bertabur pengisi acara. Selain Mocca sendiri, malam itu tampil pula Endah ‘n Rhesa, Float, Mondo & Ade Firza Paloh, White Shoes and the Couples Company (WSATCC) , serta kelompok kabaret dari SMAN 7 Bandung. Itu semua belum termasuk duet MC Soleh Solihun dan Agus Ringgo Rahman yang sukses mengocok perut penonton. Saya bahkan sempat khawatir, jangan sampai konsep yang telah disusun untuk konser ini akhirnya harus rusak akibat ledakan tawa penonton yang dipicu aksi lawak oleh dua begundal tadi. Puji Tuhan, kekhawatiran saya tersebut tidak terjadi dan konser tetap berlangsung dengan lancar hingga akhir.
Sesi awal konser sendiri berlangsung dengan iringan kabaret yang mengisi sela-sela penampilan Mocca. Set list pada sesi awal sendiri juga diatur sedemikian rupa hingga mengikuti alur cerita dari kabaret tersebut yang mengisahkan tentang kehidupan seorang gadis bernama Annabele yang tinggal di sebuah negeri antah berantah. Lagu-lagu seperti “I Think I’m in Love”, “Secret Admire”, hingga “Me and My Boyfriend” menjadi menu-menu suguhan di awal konser ini. Tercatat Endah ‘n Rhesa, Float, serta Mondo & Firza Paloh ikut naik dan berbagi tempat diatas panggung menjelang pertengahan konser.
Sayangnya pada pertengahan konser hujan turun hingga menganggu akustik venue Hall A Senayan yang sepertinya memang tidak didesain untuk mampu meredam derasnya bunyi hujan di luar sana. Untungnya jam terbang Mocca sepertinya telah teruji hingga force majeure tersebut sama sekali tidak mengganggu penampilan mereka hingga terus melaju bersama “The Best Thing”, “My Only One”, “Dear Diary”, dan beberapa lagu lain hingga berakhirnya pertunjukan kabaret.
Selepas jeda konser pasca berakhirnya kabaret, Mocca kembali naik pentas dengan ditemani oleh Aprilia Apsari yang meninggalkan WSATCC demi berkolaborasi dengan Mocca membawakan “What If”. Selepas lagu tersebut, giliran Arina berselingkuh dengan personel WSATCC untuk membawakan nomor legendaris “Senandung Maaf”, yang berujung pada riuh dan standing ovation dari penonton. Tidak habis pikir, dengan segala kelebihan yang mereka miliki, bisa-bisanya stasiun televisi negeri ini masih saja menutup mata terhadap keberadaan musisi-musisi seperti ini.
Menurut saya, penampilan Mocca selepas kabaret justru tampak lebih lepas. Arina dengan begitu baik juga membuat suasana menjelang akhir konser terasa jauh lebih hangat ketimbang sebelumnya. Pada suatu kesempatan, Arina sang vokalis turut menyampaikan ucapan terimakasih untuk segala dukungan yang telah dia, Toma, Riko, dan Indra terima selama ini. Sebuah ucapan tulus dari mulut musisi rendah hati yang membuat konser perpisahan ini menjadi momen yang begitu menyentuh. Saat saya melihat Arina menangis tersedu selepas konser berakhir, saya bisa membayangkan betapa berat beban yang harus dia tanggung saat memutuskan untuk pergi meninggalkan band ini demi memulai hidup baru di negeri orang.
Words by Risyad Tabattala
Photos by Ryan Koesuma
ada dokumentasi videonya? saya di Makassar
heiiiiiiiiiiiii…. akhirnya itu foto pas aku pegangan tangan sama arina ada juga… hehhe.. aku yg baju hijau ke-foto dari samping belakan… boleh bagi foto nya? pliss… tag di fb kalo ga keberatan… fb: icalibrahim83@yahoo.com
musisi rendah hati yg luar biasa.. sayang televisi tidak ramah bagi mereka.. cukuplah bagi yg cerdas saja sebagai penikmat mocca.. hail to mocca..
asik bgt eman bgt tdk bsa menyaksikan momen penting ini