Sebenarnya sebelum acara Love in the Garage ini berlangsung, saya agak sedikit takut bila acara sepi pengunjung. Pertama, karena Jakarta sudah lebih dari dua hari diguyur hujan tanpa henti, jadi saya agak sedikit khawatir bila venue tiba-tiba terguyur hujan. Kedua karena Two Door Cinema Club saya pikir tidak terlalu banyak memiliki fans yang fanatic di Indonesia, khususnya Jakarta, dan mereka masih relatif baru bila dibandingkan dengan band-band indie-rock setipe.
Kekhawatiran saya sedikit terwujud ketika menuju venue pada siang hari untuk menghadiri Press conference acara ini langit sudah mulai menunjukan gejala-gejala akan turun hujan. Begitu sampai di venue, tampak hanya segelintir wartawan yang hadir saat press conference. Bahkan ketika open gate pada pukul 15.00, tidak banyak pengunjung yang datang.
Bahkan ketika RNRM memulai setnya, hanya beberapa orang yang memadati depan panggung. Memainkan mayoritas materi terbaru mereka, RNRM ternyata tetap mampu `memaksa` pengunjung untuk ikut bergoyang bersama beat-beat dari lagu mereka. Hanya dua lagu dari album lama yang mereka mainkan dalam set mereka kali ini, Translove dan Question.
Selepas RNRM, saya meninggalkan venue sebentar untuk mencari makan dan kembali ke venue sekitar pukul 19.00. Tadinya saya memperkirakan bahwa acara akan berlangsung on-time, tapi ternyata pemutaran film pendek dari FutureShorts yang seharusnya berlangsung pada 18.00 baru saja dimulai. Tetapi,disinilah kekhawatiran saya mulai terbukti salah. Ternyata pengunjung sudah sangat ramai di dalam venue. Dan hujan yang dikhawatirkan akan merusak suasana juga tak kunjung turun. Tampaknya pawang hujan yang dipakai bener-bener jago..hehehe.. Panitia juga tidak sepenuhnya mengandalkan pawang hujan, mereka juga berjaga-jaga dengan membagikan jas hujan gratis bagi pengunjung untuk mengantisipasi bila hujan turun.
Flight Facilities pun memulai setnya sekitar pukul 20.00. Duo DJ asal Sidney, Australia ini sebenarnya belom pernah saya dengar materinya, tetapi kata teman saya, saya harus menonton aksi duo ini. Terus terang, saya entah kenapa tidak begitu menikmati permainan Flight Facilities. Terkesan dragging dan membosankan. Mungkin karena memang saya belom pernah mendengar materi-materi mereka. Mungkin juga karena BPM dari lagu yang mereka mainkan sangat konstan. Beberapa pegunjung yang awalnya bersemangat berjoged saat Flight Facilities memulai setnya juga terlihat mulai kelelahan di tengah-tengah. Entah mereka sengaja menyimpan tenaga untuk penampilan Two Door Cinema Club atau mungkin mereka memang benar-benar sudah kelelahan.
Akhirnya giliran Two Door Cinema Club menggebrak Love in The Garage. Dan ternyata animo penonton jauh melebihi dari perkiraan saya, bahkan mungkin perkiraan dari para personel Two Door Cinema Club sendiri. Dari mereka memulai set dengan lagu Cigarettes in Theater, semua penonton ikut bernyanyi bersama dan juga bergoyang mengikuti irama lagu. Tak jarang terdengar teriakan-teriakan histeris dari penonton. Dan itu juga terjadi ketika mereka membawakan lagu-lagu baru yang tidak ada dalam debut album mereka, Tourist History. Hingga I Can Talk, yang merupakan lagu terakhir selesai berkumandang, penonton tidak berhenti bergoyang. Bahkan ketika DJ Anton memulai setnya untuk menutup acara ini, masih banyak orang-orang yang membicarakan betapa puasnya mereka menyaksikan aksi trio asal Irlandia Utara ini.
Overall, konsep acara ini sebenarnya bagus, cuma terasa sedikit tanggung dan tidak terasa padat. Satu lagi yang agak sedikit mengganggu, yaitu photo pit yang sempit karena terbelah oleh DJ Booth hehehehe.. but, Kudos buat Ismaya Live, Dimensions dan EX yang telah membawa Two Door Cinema Club dan membuat penonton tidak berhenti untuk berdansa. YEAAAAHHH!!!
-Anthono Oktoriandi-
two door, kick my ass hard!!