SANG SWARA
“SENANDUNG MALAM RETAK”
The meaning of senandung is a kind of tune or song that is hummed or sung to oneself softly atau sebuah alunan nada yang dinyanyikan perlahan oleh dan untuk seseorang, sedangkan malam biasanya identik dengan sepi, dingin, kegelisahan manakala kita merindukan atau mengharapakan sesuatu, nah agar dalam kegelisahan itu kita menjadi bangkit maka perlu ada yang bisa membakar sepi dan dingin tadi, dengan apa? Dengan SWARA yang muncul dari hati, dari jiwa kita. Sedangkan retak, memiliki makna munculnya garis-garis yang menandakan akan terjadinya perpecahan. Maka muncullah makna utuh dari “senandung Malam Retak” ini yaitu, kegelisahan-kegelisahan yang adalah dampak dari adanya banyak ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan yang kita jumpai dalam keseharian kita membawa kita dalam keterpurukan, dalam sepi, semu dan nyaris pecah. Namun dengan alunan suara hati yang masih terus memiliki asa dan cinta, jiwa-jiwa gelisah bersenandung, dan nada-nada yang tercipta perlahan menghangat, bahkan membakar segala bentuk ketidaksesuaian menjadi lebur dalam kesatuan untuk bangkit. From a single humming of one’s sound they’re softly sung together in a magnificent spark of avidity, turn into a fervor of amour and in the end, they’re deeply silent in the eminent of orison (dari sebuah senandung kemudian saling berpadu menjadi suara-suara merdu mencipta percikan semangat menjadi bara cinta-cita dan akhirnya mengkristal dalam kesyahduan syukur pada Sang Kuasa)
PROFIL SANG SWARA
Sang Swara mulai berproses kreatif pada tanggal 08 Agustus 2008. Selama kurang lebih 2 tahun tanpa melakukan sebuah pementasan, Sang Swara terus berproses hingga berhasil menggarap 12 komposisi lagu kemudian memanggungkannya. Setelah itu, Sang Swara terus berproses dan mengadakan pementasan – pementasan baik tunggal, sebagai pengisi acara maupun lintas kota. Sampai sekarang ini, kami sudah menggarap lebih dari 30 komposisi musik yang syairnya diambil dari puisi, baik dari ciptaan sendiri maupun kami ambil dari ciptaan para penyair -penyair lain.
Dalam sebuah perjalanan panjang, kami telah mencoba begitu untuk mengenal dengan lebih intim puisi-puisi yang ditulis oleh para pencipta puisi yang kami kagumi. Bermula dari keinginan untuk menangkap sesuatu yang disebut “inspirasi” dari puisi besar mereka dan bagaimana mereka berinvestasi diri dalam ide-ide yang dihasilkan kemudian bagaimana mereka menuliskan begitu banyak karya yang saat diperdengarkan rasanya seperti kita dapat melihat berbagai alternatif pemikiran dan visi. Itu sebabnya kami percaya bahwa puisi harus melibatkan “kerja.” Kerja yang keras. Ya, bagi penulis dan penyair, kerja adalah menulis. Namun demikian bagi sebagian dari kita, mungkin, menulis adalah kegemaran, bukan panggilan dari hati kita, dan kita menulis dari rasa gairah, kesenangan, dan tak jarang obsesi. Akhirnya selalu kami sampai pada satu titik kekaguman bahwa ini semua adalah bagaimana untuk menguraikan kata-kata dari satu percikan imajinasi.