Band indie pop asal Yogyakarta yang terbentuk pada tahun 2012, Summer in Vienna pada hari Sabtu, 1 Maret 2013 telah resmi meluncurkan album EP perdana mereka “Shallow Lagoon Holidays” dan ditandai dengan release party yang bertempat di K.E.R.S Light Meal and Juice Bar, Yogyakarta.
Dalam konferensi persnya, Summer in Vienna menjelaskan makna dari “Shallow Lagoon Holidays” yang mereka pilih sebagai judul album EP adalah suasana liburan di pinggir laguna yang dangkal, berbaring di pasir seharian atau bermain air tanpa takut tenggelam. Suatu hal yang menceritakan tentang keceriaan di alam bebas yang membuat kamu bisa lepas dari penatnya dunia luar. Dengan membawakan musik yang ceria layaknya band-band indie pop pada umumnya album ini berisikan 5 buah lagu diantaranya Lemonade and Orange Juice, Have a Nice Day, Vienna, Falling Leaves dan Marsmallow Cheeks yang mereka pilih sebagai single dari album ini.
Showcase dimulai sekitar pukul 19.30 dan dibuka oleh penampilan dari Answer Sheet. Meskipun sempat mengalami beberapa kali masalah teknis pada ukulele yang dimainkan oleh Wafiq Giotama yang juga pernah menjadi additional bassist di Summer in Vienna ini mampu mencairkan suasana dengan pembawaannya yang atraktif. Venue menjadi semakin sesak dan panas saat Lampukota memainkan set nya. Meskipun sudah cukup lama tidak tampil di panggung, Lampukota dapat menampilkan performa terbaiknya. Dengan membawakan beberapa cover song dari Ride dan Simon n Garfunkel , band indie pop yang terbentuk pada tahun 2009 ini berhasil memaksa para penonton untuk mengambil alih posisi vokal yang diisi oleh Buddy Prassetyo. Single perdana mereka Jangan Mati menjadi encore dari penampilan Lampukota malam hari itu. Showcase ditutup dengan penampilan dari Summer in Vienna. Dengan membawakan semua lagu yang ada di dalam EP mereka dengan sebuah lagu penutup yang berjudul Malas .
Showcase ini dapat dibilang berjalan dengan sukses, terbukti dengan terjual habisnya sekitar 50 keping CD EP “Shallow Lagoon Holidays”, dan juga penonton yang datang tidak hanya dari skena musik indie pop saja, banyak musisi dan penikmat musik dari skena lain yang hadir antara lain dari Belkastrelka, Zoo bahkan cukup banyak seniman seni rupa yang juga hadir. Hal ini membuktikan adanya jenjang batas pada skena musik dan kesenian di Yogyakarta yang selama ini masih dibicarakan oleh banyak pihak hanyalah isapan jempol belaka karena semua penonton yang datang dapat cair menjadi satu dalam “suasana liburan di pinggir laguna yang dangkal”.